2.7.09

Aman Berkendara: Dibonceng Bukan Pasangan

Sadar atau tidak, sebagai bikers satu saat pasti akan membonceng. Paling sering tentu saja membonceng pasangan, entah pasangan resmi atau tidak. Bagaimana sih cara membonceng atau dibonceng yang benar? simak tulisan berikut..


Entah karena canggung, boncenger cewek enggan duduk rapat sama pengendara. Umumnya, mereka jaga jarak. Maklum, si pengendara bukan yayang atau suami tercinta. Makanya jadi atur jarak gitu. Wah, macam Metromini aja! Sebenarnya duduk duduk berjarak bikin pengendalian jadi nggak karuan. Pengendara jadi terasa berat. Belum lagi kalau saat melakukan manuver. Jusri Pulubuhu menyatakan dalam berkendara tidak ada hubungan atau tidak. Lebih diutamakan posisi duduk yang benar. ”Ini untuk keselamatan pengendara juga boncenger”, jelas Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) itu.

Duduk rapat dengan pengendara untuk menjaga keseimbangan dan motor tidak bergeser. ”Dengan menempel ke pengendara, maka titik keseimbangan antara motor dengan pengendara dapat dijaga”. Posisi duduk jangan sampai melawan arah pengendara. Ikuti gerak arah pengendara,” tambah pria berkantor di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan itu lagi.

Kedua lutut juga harus merapat atau menggapit pinggul pengendara. ”Agar pengendara bisa menjaga irama kendaraan dengan boncenger,” bilang Anggono Irawan, Kepala Instruktur Safety Riding, PT Astra Honda Motor (AHM).

Boncenger ngak usah sungkan saat tangan merapat atau merangkul pinggang yang membinceng. Dengan begitu, jika ada gerak mendadak yang dilakukan pengendara bisa diikuti boncenger. ”Kalau sungkan berpegangan atau memeluk pengendara, minimal paha mengapit ke pinggul pengendara,” Wanti Jusri lagi.

Tapi ini kurang mendukung ketika terjadi gerakan ke depan atau ke belakang yang mendadak, kemungkinan jepitan gampang lepas, karena tidak didukung pegangan erat dan pengendara mudah kehilangan kestabilan.

Jadi, ngak perlu sungkan. * Tining



Sumber : Motor Plus, edisi 365, Sabtu 25 Februari 2006
Disesuaikan oleh : Adi/SSFC-056

5 komentar:

  1. dibonceng aja pake tata tertib ya?
    hebat dah.
    skalian adain UU nya.

    BalasHapus
  2. wah pecinta otomotif ya lw..

    hohoho

    BalasHapus
  3. pengalaman ya yo.
    tapi bener sih kalo duduknya terlalu kebelakang jadi berat.
    cuman yg dibonceng pasti tidak memikirkan itu.

    BalasHapus
  4. menurut pengalaman saya, dibonceng pake satria itu sangatlah pegal sekali. terlebih jika menempuh perjalanan yang lumayan jauh. langsung kram bokong!!huehehheee..*sebelumn dan sesudahnya saya meminta maaf bagi pemilik satria..hho ;)

    BalasHapus
  5. bikin bak mandi aja sekalian d samping motor biar yang dibonceng gak pegel-pegel.. kaya era 70'an..
    hehehe

    BalasHapus